Seperti biasa setelah seharian melakukan aktifitas harian, semalam saya tidur lelap. tak ada beda dengan tidur tidur sebelumnya. satu hal yang membuat tidur semalam terasa beda adalah hadirnya sosok guru ngaji saya waktu masih kecil dalam mimpi. entah pesan apa yang ada dalam mimpi itu. saya hanya mau mencoba mengingat kembali guru ngaji saya yang biasa saya panggil “pa ustad” yang mungkin dengan penggalian ini akan didapat pesan dalam mimpi saya semalam.
saya mulai ngaji ke beliau sekitar awal awal saya masuk SD. sebelumnya karena masih kecil saya dan temen teman biasanya ngaji ke ustad yang ada di sekitar rumah. biasanya kami ngaji setelah habis magrib atau asar. kami memberi imbalan kepada ustad dengan istilah kemisan (iuran tiap hari kamis secara sukarela). mungkin karena saya dan beberapa teman masih haus ilmu agama kamipun pindah ke “pa ustad” yang hadir dalam mimpi semalam. beliau mungkin salah satu ulama besar saat itu. hampir semua orang merujuk ke beliau kalo urusan agama saat itu.
saya bisanya mengaji 2-3 kali seminggu. jadwal kami disesuaikan dengan kemampuan atau kelas kami. kami mendapat ilmu baca tulis qur’an, fiqih, aqidah, dan bahasa arab. mungkin karena masih kecil waktu itu maka saya tak begitu tahu apa yang diajarkan. kami cuma tahu itu baik. mungkin karena saya kecil tumbuh tanpa bimbingan agama yang khusus. saya kecil mengalir mengkuti keadaan masyarakat yang ada. tapi saya bersyukur sekali bisa mengenyam pendidikan dari pa ustad.
saya baru merasalan semua yang beliau ajarkan ketika saya mulai masuk SMP, SMA, kuliah dan tentunya setelah saya sadar pentinya belajar agama. kadang penyesalan timbul kalo ingat masa kecil saya. harusnya saya bisa lebih banyak belajar dari beliau saat itu.
waktupun terus berlalu. saya ga ingat pasti kapan saya berhenti mengaji ke beliau. seingat saya ketika pendidikan sekolah lebih diutamakan kemudian sedikit demi sedikit temen temen mulai keluar dari acara mengaji itu. kalo ga salah pa ustad juga sudah mulai sakit sakitan.
karena sudah jarangnya saya ketemu beliau, sayapun tidak tahu perkembangan terakhir beliau. sampai suatu ketika saya dapat kabar kalo beliau menginggal. itupun tidak membuat hati saya bergetar. mungkin karena waktu itu masih kecil maka belum ada ikatan emosi anatara saya dan beliau.
satu cerita yang masih saya ingat dari orang orang mengenai beliau adalah cerita saat pemakaman beliau. hampir semua orang datang ke pemakaman beliau. dari orang biasa sampai orang penting datang ke acara pemakaman beliau. hampir semua orang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada beliau. semua orang ingin menandu mayat beliau. sehingga ada cerita yang mengatakan kalo tandu yang berisi jenasah beliau berjalan sangat cepat karena semua orang ingin menandunya. orang baru sadar kalo beliau adalah ulama besar saat itu. semua orang merasa kehilangan saat kepergian beliau.
mimpi semalam mengingatkan saya akan sebuah pepatah yang mengatakan :
“gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan amal.”
karena beliau adalah orang selalu beramal selama hidupnya maka tak salah jika semua orang merasa kehilangan saat kepergian beliau. semua orangpun datang memberikan penghormatan terakhir kepada beliau. semoga saat ini beliau sedang beristirahat tenang dan menuai semua amal kebaikan yang telah beliau lakukan selama hidup di dunia.
di akhir tulisan ini saya ingin menarik pesan yang ada dalam mimpi saya semalam. dimanapun dan kapanpun gunakanlah waktu untuk beramal. sebarkanlah ilmu yang kita miliki. tebarlah kebaikan di muka bumi ini. Allah akan membalas semua amal yang kita perbuat baik di dunia maupun di akhirat. di dunia kita akan dikenang sapanjang masa. orang akan merasakan sangat kehilangan dengan kepergian kita. saat kematian kita ramai orang ingin memberikan penghormatan terakhir pada kita. belum lagi balasan Allah di akherat kelak.
semoga ini tulisan ini menjadi inspirasi kita semua untuk menebar amal di muka bumi.
jazakumullah khoir
guru adalah segala-galanya yang telah memberikan kita ilmu. hidup guru. salam kenal dari kami. anak-anak desa.