Feeds:
Posts
Comments

Archive for February, 2008

Belajar dengan mengajar

Berapa sering ketika kita diminta tolong teman untuk mengajarkan atau membantu menyelesaikan masalah kita justru menolaknya ? sebagian dari kita kadang malas membantu teman apalagi teman kuliah karena kita takut jika ilmu kita akan berkurang.

kita ketahui bersama bahwa islam megajarkan kita untuk saling membantu. mungkin kita pernah medengar jika kita mati putus sudah semua amal kita kecuali tiga perkara: 1. Ilmu yang bermanfaat, 2. Shodaqoh Jariyah, 3. Anak yang sholeh. Subhanalloh, ternyata ilmu yang berfmanfaat akan selalu mengalir pahalanya. semoga kita salah satu yang akan memperolehnya.

berbagi ilmu atau mengajarkannya kepada orang lain selain bermanfaat buat kehidupan di akherat seperti yang sudah saya kemukan di atas ternyata ada manfaatnya juga yang bisa kita rasakan saat di dunia. trus apa manfaatnya berbagi ilmu ?

ternyata dengan berbagi ilmu atau mengajari kepada temen atau siapa saja yang membutuhkan, kita jadi lebih paham akan yang ilmu yang kita ajarkan. semakin banyak kita mengajarkan kita akan semakin paham lagi. jika ada yang tidak bisa akan memicu kita untuk mencari jawabanya yang secara sendirinya akan menambah kaya ilmu kita. Subhanalloh.

ketika kita akan mengajar atau mengisi suatu ceramah atau kajian, maka secara otomatis kita akan belajar untuk mempersiapkan apa yang akan kita ajar atau kajikan. semangat akan muncul untuk mencari dan mempelajari semua bahan yang diperlukan. semangat ini bisa jadi tidak muncul manakala kita tidak dalam proses mempersiakan diri buat suatu kajian atau ceramah.

belum lagi saat diskusi dan banyak pertanyaan kepada kita, maka kita akan semakin paham akan ilmu itu. kalopun ada yang tidak bisa kita jawab sekali lagi akan memberi semangat kita untuk segera mencarinya lagi.

Subhanalloh, ternyata ketika kita mengejar akhirat insya Allah dunia akan mengikuti. seperti kata pepatah “Jika kita mananam padi maka rumput akan tumbuh, tapi kalo menanam rumput jangan berharap kan tumbuh padi”.

semoga tulisan yang sedikit ini bisa menambah semangat buat saya pribadi dan buat pembaca semua. semoga kita bisa lebih ikhlas dalam berbagi ilmu yang kita miliki. kalo semua orang bisa mengamalkan ini insya Allah akan terjadi proses “Knowledge Sharing” yang pada akhirnya akan terbentuklah “Intelligent Environment”.

semoga suatu saat nanti kita akan menjadi bangsa yang besar dan umat yang unggul.

wassalam

Read Full Post »

……Tunjukilah* kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang orang yang telah Engkau Anugerahkan nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat**. (Qs. 1: 6-7)

*Ihdina(tunjukilah kami), diambil dari kata hidayah: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

**Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran islam.

(dukutip dari Al-Quran dan Tejemahnya, penerbit CV Diponegoro)

sebelum menulis kalimat ini saya sempat bingung arti dari kata taufik. segera kucari lewat google dan tak luput pula saya baca Tafsir Ibnu Katsir untuk ayat ini. saya mencari artikel yang menguatkan satu dengan lainnya atau memperjelas maknanya. setelah melewati pencarian yang lumayan seru akhirnya saya mulai sedikit memahami arti kata taufik. kenapa harus ada taufik setelah hidayah ?.

“….sesungguhnya jalan orang orang yang beriman itu mencakup pengetahuan akan kebenaran dan pengamalannya,…”. (Tafsir Ibnu katsir). di sini kata hidayah dan taufik tercakup. Hidayah adalah pengetahuan akan keberan dan taufik adalah pengamalanya.

manusia dapat dikelompokan menjadi manusia yang tahu dan manusia yang tidak tahu. Tahu di sini diartikan dengan mengerti akan kebenaran. Manusia yang tahu masih dibagi lagi menjadi mau melakukan kebenaran itu dan yang tidak melakukannya.

saya baru bisa merasakan doa yang selalu kami baca ketika akan memulai pelajaran baca Al Quran waktu saya masih kecil. waktu itu saya tak tahu artinya sama sekali, sehingga ketika membacanya hanya sekedar membaca tanpa adanya harapan atau permohonan. setelah tahu arti yang ada dalamnya semakin sering saya mengulang ulangnya ketika berdoa. karena hanya dengan hidayah dan taufik dari Allah kita bisa terus berjalan diatas jalan yang Allah ridhoi.

“…ya Allah, tunjukilah yang benar itu benar dan berilah saya kekuatan untuk mengikutinya. dan tunjukilah yang salah itu salah dan berilah saya kekuatan untuk menjauhinya.”

meski kini saya berada di sebuah negeri bukan muslim, dengan doa ini saya terus berharap jika saya akan terus mendapat hidayah dan taufik Allah. kadang hati ini rindu dengan suasana jogja yang begitu mudahnya bisa menghadiri kajian islam. meski kita kadang kurang bisa memanfaatknya untuk menambah ilmu agama. berbeda dengan di sini yang hanya bisa mendengarkan kajian secara online atau search lewat internet. tapi subhanalloh, ternyata di sinilah asa itu muncul lebih kuat lagi. asa untuk lebih mendalami ilmu ilmu islam.

buat pembaca sekalian, semoga tulisan yang sedikit ini bisa menggugah hati kita semua agar kita lebih giat dalam mencari ilmu ilmu agama. mungkin sedikit pesan dari saya agar carilah ilmu kemanapun dan kepada siapapun. ketika suatu saat ada perbedaan atu pertentangan kembalikan semuanya kepada Al Quran dan Sunnah. tanyakan kepada ahlinya. pastikan semua ada dalilnya entah dari Al Quran atau Sunnah. dan patikan dalilnya kuat.

berpikirlah sedikit kritis. jangan langsung menerima perkataan guru atau pembimbing kita kalo tidak didukung dalil yang kuat. janganlah kita terkungkung oleh kelompok atau golongan. mulailah out of box dalam pencarian kebenaran. mulailah dengan hati yang bersih dan siap menerima kebenaran darimanapun datangnya. hilangkan semua prasangka negatif. kita harus peka dalam menerima semua informasi. kemudian kita saring dengan tools yang sudah kita punyai (Al Quran dan Sunnah). insya Allah kita akan selalu bisa melihat hidayah dan taufik Allah.

selamat mencari.

Read Full Post »